Stifin malang,
malang stifin, stifin nganjuk, nganjuk stifin, stifin kediri, kediri stifin,
stifin jombang, jombang stifin, stifin mojokerto, stifin sidoarjo, stifin jatim,
jatim stifin,
Bismillahirrohmaanirrohiim
Beberapa waktu yang lalu saya
mengikuti sebuah tes bakat dan potensi di salah satu masjid yang terkenal di
daerah Jakarta Selatan. Tes ini diuji dengan melakukan pemindaian pada semua
sidik jari tangan kita. Ya, tes ini adalah tes sidik jari STIFIn yang ditemukan
oleh orang Indonesia, yaitu pak Farid Poniman. Sebenarnya saya sudah mengetahui
dan banyak mendengar tentang STIFIn ini dari beberapa tahun sebelumnya saat
banyak terlibat dalam penyelenggaraan acara dan juga dari teman-teman di
komunitas. Tetapi baru pertengahan tahun 2015 ini saya mencoba untuk menguji
“apa sih Mesin Kecerdasan gue itu?”, dan merasa menyesal sudah bayar mahal ikut
tes STIFIn ini!
Sebelumnya saya sedikit share pengetahuan singkat saya tentang
STIFIn—mohon maaf kepada para ahli STIFIn jika dalam tulisan ini banyak hal
yang keliru, dan mohon diluruskan untuk pengetahuan saya khususnya, dan untuk
pengetahuan bersama—dalam konsep STIFIn,
setiap manusia telah dibekali Mesin Kecerdasan oleh Sang Pencipta dari sejak
lahir untuk optimal dan maksimal dalam menjalani kehidupannya di dunia ini.
Konsep ini meyakini bahwa tidak ada manusia yang Allah Ta’ala ciptakan dengan
asal-asalan, atau diciptakan dalam kebodohan. STIFIn yakin bahwa “Everyone is
special”, satu sama lain memiliki keunikan dan keistimewaan sendiri. Kamu
pernah dengar atau malah sudah pernah tes psikologi 4 karakter manusia
(Sanguinis populer, Melankolis sempurna, Koleris kuat, dan Phlegmatis damai)?
Apa hasil dari tes kamu? Lalu apa bedanya dengan STIFIn?
Jika banyak tes psikologi menguji karakter psikologis seseorang, maka
STIFIn ini menguji potensi genetik yang setiap orang bawa dari sejak lahir
sampai dia meninggal nanti. Ya, catat ya perbedaan besarnya, potensi genetik
bawaan. Dan hasilnya ini tidak berubah-ubah sampai nanti kita wafat. Sensing,
Thinking, Intuiting, Feeling, dan Instinc adalah kelima Mesin Kecerdasan yang
ditemukan oleh pak Farid di dalam konsep ini, dan satu Mesin Kecerdasan (MK)
saling melengkapi dan saling mendukung satu sama lain. Jadi tidak ada MK yang
satu lebih baik dari MK yang lain. Semua spesial dengan kemampuan yang
dimilikinya. Jika dianalogikan, MK pada diri manusia ini ibarat mesin kapal
laut yang terserah kita, mau digunakan atau tidak. Jika mesin ini dinyalakan,
maka tentu sahaja kapal tadi akan melaju lebih cepat dan mudah dalam mengarungi
lautan jika dibanding dengan kapal laut dengan kondisi yang sama namun,
berjalan dengan menggunakan kayuh.
Singkat kata, setelah saya dipindai sidik jarinya, saya harap-harap
cemas (seperti sedang ijab Kabul*tratakdungces* padahal nikah aja belum), MK
apa yang ternyata saya bawa dari lahir ini. Apakah Feeling yang cerdas dengan
perasaan, yang pernah salah satu kawan saya prediksi? Ataukah Sensing yang
cerdas dengan panca inderanya—yang juga pernah salah satu kawan perkirakan? Dan
ketika layar laptop menunjukkan lembar hasil tesnya….jreng…jreng…. ternyata MK
yang saya miliki adalah Intuiting. MK yang memiliki keunggulan dalam
kreativitas dan menciptakan gagasan-gagasan atau ide-ide. Setelah mengetahui
hasil dari tes, saya kemudian baca-baca dan sharing dengan banyak orang yang
paham STIFIn juga, saya benar-benar merasa menyesal! MK Intuiting ini ternyata
“gue banget!!” tetapi selama ini apa yang saya lakukan tidak sepenuhnya sejalan
dengan MK yang saya miliki.
Yap, saya menyesal kenapa terlambat saya ikut tes STIFIn ini? Seandainya
saja sudah dari tahun-tahun sebelumnya saya ikut tes ini, tentulah saya bisa
memaksimalkan waktu yang banyak terlewat dengan kurang maksimal (untuk
mengganti kata “sia-sia”), dan biaya tes yang sekitar Rp. 350.000,- itu tidak
menjadi nominal yang besar dan mahal jika dibandingkan biaya yang saya
keluarkan selama ini dengan tidak optimal. Ya, saya menyesal. Sangat menyesal.
Tetapi penyesalan ini biarlah terjadi sementara, karena sekarang dengan
mengetahui potensi genetik yang saya miliki, saya akan “menyalakan” mesin ini
dan arungi lautan kehidupan dengan lebih mantap! Apakah kamu mau mengalami
penyesalan seperti saya? Lakukan segera tes sidik jari STIFIN dengan para
promotor STIFIn terdekat di daerahmu! Saya yakinkan, harga ratusan ribu tidak
ada artinya jika dibanding biaya jutaan yang ternyata keluar tapi itu “bukan
gue banget”!
N.b:
Konsep STIFIn bukan hanya bisa memberitahu kita tentang “potensi” yang
kita bawa sejak lahir, tetapi juga bagaimana “cara” belajar yang “efektif” bagi
setiap MK yang tentunya berbeda-beda, jenis “pekerjaan” apa yang “cocok” untuk
kita, karakter positif dan negatif, juga bisa membantu kita menemukan kriteria “jodoh”
yang “cocok” untuk MK kita. *eh#jomblodetected:v
Facebook : “Panji Nursamsi”
Twitter :”@panjisyamsi”